Harga Ethereum (ETH) saat ini terjebak dalam tekanan hebat, bahkan telah amblas ke bawah level US$2.400 untuk kedua kalinya hanya dalam 3 hari terakhir.
Ketika sebagian besar pasar berharap penurunan ini adalah titik terendah alias bottom market, analisis on-chain justru menyajikan hal sebaliknya.
Investor Angkat Kaki dari ETH
Pada 24 Agustus, harga Ethereum sempat berhasil mendaki ke puncak US$2.800, lantas memicu spekulasi bahwa altcoin ini mungkin akan menguji ulang (retest) level US$3.000. Namun sayangnya, hal itu tidak terwujud. ETH terus terjebak di dalam tren turun. Saat ini, Coinbase Premium Index Ethereum merosot tajam, memicu kekhawatiran akan drop harga lebih lanjut.
Indeks ini mengukur selisih antara harga spot Ethereum di Binance dan Coinbase. Adapun nilai yang tinggi tandanya terjadi tekanan beli yang kuat di pasar AS, sedangkan nilai yang rendah maknanya investor lebih memilih menjual.
Merujuk data CryptoQuant, indeks ini turun menjadi -0,042, memperlihatkan lemahnya minat beli dari investor Amerika.
Sama suramnya, ETF Ethereum spot juga mengalami penurunan permintaan. Data on-chain dari Santiment menunjukkan bahwa pasokan ETH yang tersedia di crypto exchange terus menanjak.
Satu bulan lalu, jumlah ETH di exchange tercatat masih sebesar 19,94 juta. Kini, angkanya mencapai lebih dari 21 juta, mengindikasikan bahwa makin banyak koin mengalir ke sejumlah platform terpusat ini.
Adapun pasokan yang rendah di crypto exchange biasanya menandakan kondisi bullish, karena ini menunjukkan bahwa sebagian besar investor tidak berencana untuk menjual dalam waktu dekat. Namun, melihat situasi Ethereum terkini, koin ini mungkin akan menghadapi tekanan jual yang signifikan, yang bisa menyeret harga turun lebih rendah lagi.
Prediksi Harga Ethereum: Terjun Bebas?
Pada grafik mingguan, harga ETH telah membentuk serangkaian titik terendah yang lebih tinggi alias higher low sejak Desember 2022. Namun, koreksi harga yang terlihat pada awal Agustus sepenuhnya membatalkan bias bahwa sang altcoin dapat meroket ke zona harga yang lebih tinggi.
Pada waktu publikasi, harga Ethereum bertengger di angka US$2.345, sekaligus berkitar di antara zona permintaan US$2.200 dan US$2.350. Jika altcoin tergerus ke bawah batas bawah zona ini, harganya berisiko turun menuju US$2.048.
Di samping itu, Relative Strength Index (RSI), yang membantu mengukur momentum dengan mengecek kecepatan serta ukuran perubahan harga, kini berada di bawah level netral. Posisi RSI seperti ini menunjukkan bahwa momentum yang mengitari Ethereum bersifat bearish, dan jika terus berlanjut, bisa mempercepat drop menuju US$2.200.
Jika ETH mengalami breakdown ke bawah level ini, skenario bearish yang sangat kuat bisa saja terealisasi. Sebab, harga Ethereum berisiko terjun ke US$1.577.
Terlepas dari skenario pesimistis ini, masih ada secercah harapan. Jika tekanan beli dari investor AS serta pasar yang lebih luas merangkak naik, Ethereum pun berpeluang pulih. Jika demikian, harga ETH mungkin akan melesat ke US$2.800 lagi.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Ethereum (ETH) ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.