Pergerakan alternative coin (altcoin) mulai menunjukkan potensinya sebagai aset investasi yang menarik. Meskipun belum memasuki periode altcoin season (altseason), sejumlah token menunjukkan pergerakan yang cukup moncer.
Menurut data dari Blockchain Center, belasan koin mencatatkan performa lebih baik dari Bitcoin (BTC) dalam 90 hari terakhir. Merespons hal itu, Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan, menjelaskan bahwa altcoin telah membuktikan diri sebagai aset yang tidak kalah menarik dibandingkan Bitcoin.
Hal ini, katanya, membuka peluang investasi yang lebih beragam bagi investor. Selain itu, penguatan harga altcoin juga menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam hal preferensi investor.
“Di Indodax, volume perdagangan altcoin dalam 90 hari terakhir mengalami pertumbuhan 139,1%. Angka itu menunjukkan bahwa ketertarikan pada investasi kripto tidak hanya berpusat di Bitcoin,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Beberapa token yang menurutnya mencatatkan kinerja mentereng dalam 90 hari terakhir yakni Ethereum (ETH) yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 131,2%, Solana (SOL) yang mencapai 21,5%, dan Ripple (XRP) sebesar 110,5%.
Oscar menjelaskan, apresiasi harga yang terjadi pada Solana dan Ripple erat hubungannya dengan proyek serta kolaborasi terbaru yang dirilis oleh keduanya. Misalnya, Solana dengan kehadiran meme coin Slothana di jaringannya dan Ripple yang berkolaborasi dengan Decentralized Recovery Alliance (DeRec) untuk memperkuat keamanan ekosistem Web3.
Ajak Investor untuk Diversifikasi Portofolio
Untuk mengelola risiko secara lebih terukur, Oscar menggarisbawahi pentingnya melakukan diversifikasi portofolio di pasar kripto. Menurutnya, ini adalah kunci untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan. Apalagi Bank Indonesia (BI) masih tetap pada pendiriannya untuk menahan suku bunga acuan (BI Rate) di level 6,25%.
Perihal diversifikasi menjadi penting lantaran Indonesia berada pada peringkat ke-5 di jajaran negara “crypto degen“, atau investor yang berinvestasi dalam aset kripto spekulatif juga berisiko.
Dari total transaksi spekulatif secara global, 3,96% di antaranya dihasilkan oleh trader kripto tanah air. Posisi Indonesia berada di bawah Filipina dan Prancis, yang masing-masing berkontribusi sebesar 5,07% dan 4,40% terhadap transaksi kripto spekulatif dunia.
Sementara negara yang menduduki peringkat teratas adalah Amerika Serikat (AS) dengan aktivitas degen kripto sebesar 16,8%.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.